PMK ITS Event Update

Senin, 23 Mei 2011

Kesaksian Hidup dalam Profesi

Dalam konteks iman Kristen, profesi itu adalah suatu panggilan.

Seperti Tuhan memanggil Abraham "AKU akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat..." (Kejadian 12: 2) Ini merupakan janji Tuhan kepada orang yang dipanggil untuk menggenapi rencanaNya. Masyhur bukan berarti seperti artis terkenal, tetapi menjadi terang/menjadi kesaksian sepanjang sejarah....

Apa panggilan Allah terhadap hidup Anda lewat profesi? Apakah Anda sudah memiliki penglihatan yang jauh ke depan untuk berperan demi kekekalan...? Jika Anda hanya memandang ke depan tentang keinginan untuk mencapai jabatan dan materi (rumah, uang, mobil mewah, dan sebagainya), maka itu bukan panggilan Tuhan. Itu adalah penghianatan terhadap profesi...

Jika memang Abraham dipanggil, apa jadinya jika ia hidup menyimpang dari kebenaran Tuhan? Apa jadinya jika ia tidak menjaga integritas di hadapan Tuhan? Jika Abraham menyimpang, pasti ia tidak akan menjadi besar dan tidak akan menjadi berkat...



Karena itu, syarat untuk janji Allah ialah hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan (Kejadian 18: 19). Beranikah Anda menolak suatu tawaran proyek menggiurkan yang
menyimpang dari kebenaran? Beranikah Anda kehilangan profesi yang melimpah materi demi menjalankan kebenaran dan keadilan....? Tuhan Yesus berkata, buat apa memperoleh isi dunia ini jika kehilangan nyawanya....

Kalau begitu, beranikah kita menolak mengerjakan suatu proyek besar yang ternyata bertujuan untuk mendukung proses produksi rokok..? Beranikah kita "terpaksa" keluar dari perusahaan karena pimpinan memaksa kita untuk menyelewengkan pembukuan perusahaan supaya pajak yang dibayar menjadi kecil..? Beranikah kita berkata "Tidak!" untuk menyuap birokrat atau mengemplang dana negara lewat proyek-proyek pemerintah yang kita kerjakan...? Masih banyak lagi bentuk-bentuk lain yang menurut standar kebenaran dan keadilan Tuhan jelas-jelas menyimpang. Untuk menyikapi hal-hal seperti ini memang tidak mudah, tetapi mari kita belajar dari Abraham yang begitu setia kepada Tuhan....

Alangkah tragisnya jika almuni-alumni muda yang baru dibina dipersekutuan kampus langsung terjebak pada sistemn-sistem perusahaan yang rusak dan menyimpang... Sekali terjebak, maka keluar dari dalamnya begitu sulit! Karena itu, kita musti hati-hati supaya kita tidak terjebak ke dalam ragam profesi yang kelihatannya baik, tetapi menyimpang....

Kunci setia dan menjadi saksi dalam profesi ialah menjaga relasi dengan Tuhan. Kita tidak akan berubah lebih baik jika tidak ada relasi dengan Tuhan. Lihat, bagaimana iman Abraham yang sangat luar-biasa. Iman yang begitu besar membuat dia tetap setia dan taat pada petunjuk Tuhan....

Setia kepada Tuhan memang tidak mudah. Tetapi, kesetiaan kepada Tuhan bisa saja membuat kita kehilangan kemapanan atau kenikmatan hidup. Seperti Abraham, selain harus meninggalkan hal-hal materi, juga harus berpisah dari anggota keluarganya (Kejadian 21: 10-14) demi menggenapi rencana Tuhan. Persoalannya, apakah Abraham berubah setia? Tidak! Bahkan ia rela mempersembahkan anaknya kepada Tuhan, yaitu Ishak yang telah dinanti-nantikannya selama puluhan tahun.

Bagaimana kita dalam profesi, apakah kita rela kehilangan yang menurut kita berharga demi menggenapi rencana Tuhan...? Atau, jangan-jangan dengan alasan-alasan yang tidak prinsipil dalam profesi (misalnya; untuk uang dan materi), kita berani meninggalkan ibadah/ persekutuan dengan Tuhan..? Beranikah kita bayar harga dengan mengutamakan relasi kita dengan Tuhan? Dalam konteks ini pula Abraham memikirkan umat Tuhan ke depan... Apakah kita juga memikirkan umat Tuhan...? (Kejadian 14: 14-16).

Kesetiaan kepada Tuhan dalam profesi, seperti yang dialami Abraham, memang kadasng-kadang menyakitkan.., tetapi janji Tuhan itu sangat indah pada akhirnya... karena rencana Allah digenapi dalam hidup kita. Kesetiaan Abraham membuat hal yang mustahil menjadi tidak mustahil.... Usia 100 tahun, Abraham masih bisa mempunyai anak, bahkan Sara (istrinya) sudah monopause. Bukankah hal-hal yang tidak masuk akal bagi manusia bisa diijinkan Tuhan terjadi jika kita setia?

Jika kita setia kepada Tuhan dalam profesi, dengan berani bayar harga, maka pemeliharaan Tuhan itu akan nyata dalam hidup kita. Hal yang tidak mungkin dalam profesi kita bisa menjadi mungkin karena Tuhan memenuhi janji kasih setiaNya kepada kita. Kuasa Tuhan akan nyata jika kita hidup dalam kebenaran dan keadilan yang diperintahkan Tuhan kepada kita lewat firmanNya...

Selamat berkarya dalam profesi yang Tuhan kehendaki kita kerjakan...,baik kepada para alumni lama maupun alumni yang baru diwisuda tahun ini.... Demikian juga bagi para calon alumni... Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita untuk tetap setia kepada Allah Bapa. Amin....



Refleksi ini diolah dari Kotbah Prof. Indarto (dosen & alumni ITS 1970) dalam Persekutuan Alumni & Calon Alumni yang diadakan YPPA Lahai Roi, 17 April 2011. Pengolah: Augustinus Simanjuntak, alumni FH Unair 1994).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar